Jumat, 02 Maret 2012

40 Persen Keanekaragaman Hayati Fauna Indonesia Belum Teridentifikasi


(Jakarta, 29 Februari 2012-Humas BKPI LIPI) Kawasan Asia Tenggara kini memainkan peranan penting sebagai kawasan regional yang dinamis di bidang sosial dan ekonomi. Ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting dalam mengatasi tantangan global seperti deforestrasi, ketahanan pangan dan bio diversity. Hal tersebut mengemuka dalam European Journalist Visit to Indonesia yang diadakan di kantor Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Jakarta pada hari Rabu (29/2) kemarin. Kunjungan jurnalis asal negara Uni Eropa tersebut merupakan bagian dari ASEAN-European Union Year of Science, Technology & Innovation 2012.

“Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan bio diversity namun kemampuan riset untuk menggali informasi tersebut masih terbatas,” jelas Prof.Dr.Rosichon Ubaidillah, peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI dihadapan jurnalis dari Prancis, Turki, Jerman, Inggris, Polandia, Austria, Hungaria serta Belanda yang mengikuti kegiatan tersebut. “Sebanyak 40 persen keanekaragaman hayati fauna Indonesia belum teridentifikasi. 60 persennya adalah serangga,” tambahnya.
Menurut Rosichon masih banyaknya keanekaragaman hayati yang belum teridentifikasi menyulitkan untuk mengetahui potensi yang bisa diberikan untuk kemaslahatan umat manusia. “Beberapa malah sudah terlanjur punah karena kerusakan lingkungan,” jelasnya. Rosichon sendiri sudah mengidentifikasi 30 spesies serangga baru. Tiga diantaranya adalah genus baru. “Serangga-serangga tersebut mempunyai potensi untuk pengendalian hayati yang mendukung kampanye go green,”.
Kunjungan yang dihadiri oleh perwakilan dari LPNK di lingkungan Kementerian Negara Riset dan Teknologi ini dimaksudkan untuk mengubah persepsi di Eropa tentang Asia Tenggara. Harapannya dapat meningkatkan minat dari negara-negaraUni Eropa untuk bekerja sama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
Sumber : Humas BKPI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar